14.3.11

Komposisi Habbatussauda

KOMPONEN

FUNGSI

Alanine

Antioksidan, mencegah kanker
Alpha-spinasterol
Antiradang
Arginine
Memperlancar pembuangan urine (Diuretic), memper baiki kualitas sperma, menstimulasi kelenjar pituitary
Ascorbic acid

Anti radang sendi, Anti bakteri, Anti flu, Mengobati mag, Mencegah kanker dan asma
Asparagine
Anti mual, memperlancar pembuangan urine (Diuretic).
Beta sisterol
Anti bakteri, anti kanker, anti tumor
Calcium
Anti alergi, anti osteoporosis
Carvone
Antiseptik, mencegah kanker
Chromium
Mengatur metabolisme gula darah, Mengatur kepekaan sel terhadap insulin, Memecah timbunan lemak
Cobatt
Menstimulasi produksi sel darah merah
Copper
Membantu pembentukan sel darah merah melalui perawatan sumsum tulang belakang
D-Limonene
Anti kanker payudara, anti tumor, mencegah kanker
Fiber
Anti diabetes, anti obesitas, anti tumor, anti mag, mencegah kanker, melindungi jantung, memperlancar buang air besar
Glucose
Anti varises, meningkatkan daya ingat
Glutamic acid
Anti epilepsy
Glycine
Anti tukak lambung, mencegah kanker
Hederagenin
Anti alergi, menjaga kelenturan pembuluh darah, menjaga kekentalan darah, anti radang, anti jamur
Iodine
Mengatur produksi energi tubuh, membakar kelebihan lemak melalui peningkatan metabolisme tubuh, memperbaiki gangguan mental dan berbicara, menjaga keadaan rambut, kulit, dan gigi
Iron
Anti anemia, anti ketidakaturan siklus menstruasi
Isoleucine
Anti penyakit otak
Leucine
Anti penyakit otak
Linoleic acid
Anti radang tulang sendi, anti eksim, anti alergi, anti ketidakaturan siklus menstruasi, mencegah kanker
Magnesium
Mengatur aktivitas syaraf otot jantung, aktivitas enzim, pembentukan tulang dan gigi, dan berperan dalam  mengubah gula darah menjadi energi
Methionine
Anti eksim, mencegah kanker, anti oksidan
Myristic acid
Mencegah kanker, pelumas
Nigellone
Anti asma, anti bronchitis, anti alergi, anti kejang usus
Oleic acid
Anti radang, mencegah kanker
Phenylalanine
Anti Parkinson, anti depresi
Phytosterols
Menghambat penyerapan kolestrol dan memfasilitasi pengeluaran kelebihan lemak, menghambat perkem bangan tumor pada payudara, usus besar, dan kelenjar prostate, mengurangi radang
Potassium
Anti depresi, anti hipertensi, anti kejang usus, anti lelah, menjaga kesehatan rambut dan kulit
Beta sitosterol
Anti aktivitas karsinogen
Selenium
Nutrisi anti oksidan, mengurangi resiko kanker payudara, paru-paru,dan histamin, membantu menge luarkan racun jenis logam berat dari tubuh, meningkatkan konsentrasi, mempertahankan elastisitas jaringan, membantu penanganan dan penjagaan rambut dari ketombe
Serine
Mencegah kanker
Sodium
Mengatasi hipertensi
Stigmasterol
Membersihkan racun dalam hati, anti radang, anti virus, mencegah kanker, menjaga kualitas ovum
Tannin
Anti tumor, anti bakteri, anti kanker, anti diare, anti disentri, anti oksidan, anti mag, anti virus
Threonine
Anti bakteri, anti streptococci
Thymohydroquinone
Anti radang sendi, anti asma, anti bakteri, anti alergi, anti oksidan
Tryptophan
Pereda nyeri, anti cemas, anti pikun, anti hipertensi, anti Parkinson, anti migraine, anti insomnia, mencegah stress
Tyrosine
Anti Parkinson, mencegah kanker

Thymoquinone

Anti radang sendi, anti asma, anti bakteri, anti oksidan
Vitamin A (Beta carotene)
Penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh, melembutkan kulit, memprtkuat sistem kekebalan tubuh, dan mengurangi resiko kanker paru-paru
Vitamin B1 (Thiamin)
Membantu mencerna karbohidrat, menormalkan fungsi syaraf, otot, dan jantung, menstabilkan nafsu makan, mempercepat penyembuhan luka yang terbuka, meningkatkan daya ingat, dan sebagai zat penenang
Vitamin B2 (Riboflavin)
Membantu metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein,membantu pembentukan antibodi dan sel darah merah, meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan, penting dalam merawat kesehatan penglihatan, kulit, kuku, dan rambut
Zinc
Anti oksidan, penting untuk mensitesis protein, penyembuhan luka, menjaga keseimbangan basa dalam tubuh, berpengaruh terhadap kesehatan kulit dan rambut, mempercepat penyembuhan luka, sebanyak 70 enzim yang terdapat didalam tubuh mengandung zinc, mekanisme system kekebalan tubuh memerlukan zinc supaya berfungsi sebagaimana mestinya

14.2.11

TITIK BEKAM NABI



Bekam dipanggil cupping atau fire bottle dalam masyarakat Barat. Cina menyebutnya pa hou kuan dan arab dengan istilah hijamah.
Secara lengkapnya ia mempunyai definisi seperti berikut:
 الحجامة إخراج الدَّمِ من الجِلْدِ عن طريقِ المَصِّ ثم التَّشْرِيطُ الظاهِرِيُّ الخفيف على ظَهْرِ الجِلْدِ ثم المَصُّ مَرَّةً أخرى فيخرج الدم ويَحْصُلُ الشِّفاَءِ بإذن الله تعالى.
Bekam adalah mengeluarkan darah dari kulit dengan cara menghisap, kemudian toresan pada permukaan kulit. Selepas itu dilakukan penghisapan lagi agar darah keluar dan menimbulkan kesembuhan dengan izin Allah Taala.

Banyak penyakit dapat disembuhkan melaluinya, pendapat ini bersandar pada Hadith SAW:
عليكم بالحجامة في جوزة القَمَحْدُوَةِ فإنه دواء من اثنتين وسبعين داَءً، وخمسة أدْواَءٍ من الجُنُوْنِ والجُذاَمِ والبَرَصِ ووَجْعُ الأضْراَسِ.[رواه الطبراني]
Hendaklah kamu melakukan bekam di tengah tengkuk kerana sesungguhnya ia dapat menyembuhkan 72 penyakit, 5 penyakit gila, kusta, belang (vitiligo) dan sakit gigi.
Hari bekam yang biasa dilakukan Rasulullah SAW:
كان رسول الله صلى الله عليه سلم يَحْتَجِمُ في الأخْدَعَيْنِ والكاَهِلِ، وكان يَحْتَجِمُ لِسَبْعَةِ عَشَرَ، وتِسْعَةَ عشر، وَفِي إحْدَى وعِشْرِينَ.[رواه أحمد وأبو داود والترمذي وابن ماجه]
Bahawasanya Rasulullah SAW berbekam di akhda‘ain dan kāhilnya pada hari ke 17, 19 dan 21.
 الحجامة تزيد الحافظ حفظا، والعاقل عقلا، فاحتجموا على اسم الله تعالى، ولا تحتجموا الخميس والجمعة والسبت والأحد، واحتجموا الإثنين، وما كان من جذام ولا برص إلا نزل يوم الأربعاء.[رواه الدارقطني]
Sesungguhnya bekam akan meningkatkan hafalan seorang yang hafiz dan meningkatkan kecerdasan orang yang cerdas. Maka hendaklah kamu berbekam dengan nama Allah. Dan janganlah berbekam pada hari Khamis, Jumaat, Sabtu dan Ahad. Hendaklah berbekam pada hari Isnin. Sebab sesunnguhnya penyakit lepra dan belang kulit tidak diturunkan kecuali pada hari Rabu.
* Lepra dan belang kulit adalah penyakit berkaitan kulit seperti kusta.
Sumber:
Dr. Wadda’ A. Umar. Sembuh Dengan Satu Titik. 2008. Al-Qawam Publishing: Solo, Indonesia.
http://antalhaq.blogspot.com/2009/10/titik-bekam-nabi-saw.html

TITIK-TITIK BEKAM PEREMPUAN





Organ Pernafasan :
1. Common cold : 4, 17, 52, 59
2. Bronkhitis kronis : 13, 17, 45, 54, 59
3. Asthma : 5, 6, 8, 9, 16, 17, 54

Sistem Sirkulasi :
1. Perbaikan secara umum : 16, 18, 19, 40, 55
2. Tekanan darah terlalu tinggi : 36, 40, 43, 49, 60
3. Tekanan darah terlalu rendah : 16, 18, 24, 36

Sistem Pencernaan :
1. Sakit pada lambung/usus kecil [duodenum] : 24, 27, 36, 47, 61
2. Keluhan pada liver : 16, 36, 37, 57, 60

Ginjal dan Kandung Kemih :
1. Mengompol : 31, 36, 40, 62, 64
2. Radang/Pembengkakan : 31, 34, 43, 62, 64

Keluhan Rheumatik :
1.
Nyeri sendi : 12, 37, 42, 46, 58
2. Nyeri leher : 42, 50, 51, 58
3. Nyeri bahu : 7, 12, 38, 68
4. Nyeri siku : 12, 37, 58
5. Nyeri punggung bawah : 42, 62, 64, 67
6. Nyeri encok, asam urat : 41, 63, 65, 66, 67, 68
7. Nyeri pinggul :37, 42, 66
8. Nyeri lutut : 35, 37, 42
9. Nyeri pergelangan kaki :42, 43, 44

Sistem Reproduksi :
1. Masalah menstruasi : 28, 29, 30, 31, 40, 62
2. Masalah orgasme : 2, 16, 19, 53, 64

Ketidakseimbangan yang Berkaitan dengan Stress atau Emosi : 16, 19, 20, 36, 40, 55
Meredakan Nyeri :
1. Sakit kepala – Umum : 1, 50, 58, 59
2. Sakit kepala – Dahi : 1, 59
3. Sakit kepala – Puncak kepala : 42, 49
4. Sakit kepala – Pelipis : 2, 58
5. Sakit kepala – Belakang kepala : 42, 50
6. Sakit gigi : 43, 59, 62, A, B
7. Pusing/Dizziness : 43, 48, 51, 52
8. Insomnia : 16, 19, 40, 43, 55
9. Telinga berdengung/Tinnitus : 58, 69, 70
10. Konstipasi/Sembelit : 26, 57, 63
11. Diare : 26, 27, 36, 47
12. Angin : 24, 26, 40, 47
13. Mual, muntah : 16, 19, 36
14. Alergi, Ruam kulit [skin rash] : 16, 36, 40, 49
15. Kelelahan : 24, 31, 36, 59
16. Meningkatkan efisiensi tubuh : 36, 45, 56
17. Kecemasan : 16, 19, 36, 40, 43
18. Mengantuk : 19, 40, 43, 45
19. Masalah seksual : 6, 31, 36, 40, 43, 62

Menghilangkan Kebiasaan Buruk :
1. Berat badan kurang : 22, 24, 25, S
2. Berhenti merokok : 5, 17, 20, 36, 45
3. Berhenti minum alkohol : 4, 16, 19, 36, 40

Perawatan wajah dan tubuh : 1, 2, 34, 36, 40
Sumber :

Mengenal Titik Bekam



Dalam proses terapi bekam, penting sekali untuk melakukannya di titik-titik yang benar sesuai yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Adapun titik yang disunnahkan Rasulullah adalah sebagai berikut :
.
1.Ummu Mughits
Titik ini berada di ubun-ubun dan bermanfaat untuk mengatasi penyakit stroke, hypertensi, vertigo dan migrain
.
2. Qumah Duwah
Titik ini berada di sekitar tengah tengkuk, titik ini sangat bermanfaat untuk mengobati penyakit ringan dan berat seperti pandangan kabur, meningkatkan daya ingat, sakit kepala, sakit bahu, dan tenggorokan.
.
3.Al Akhda’ain
Titik ini adalah dua urat di samping kiri dan kanana leher. Kadang-kadang posisinya agak tersembunyi. Manfaatnya untuk mengatasi hypertensi dan stroke pada bagian kepala dan wajah.
.
4.Al-Kaahil
Titik ini berada di ujung atas tulang belakang, bermanfaat untuk masalah penyakit sekitar kepala dan saraf.
.
5.Al-Hammah
Ini adalah titik paling atas kepala, bermanfaat untuk mengembalikan ingatan
.
6.Titik Punggung
Posisinya berada di punggung kanan dan kiri, bermanfaat untuk penyakit asma, paru-paru dan bronchitis.
.
7.Titik Pinggang
Titik ini bermanfaat untuk masalah gangguan ginjal dan susah buang air kecil.
,
8.Titik Pinggul
Bermanfaat untuk menghilangkan rasa nyeri ketika jatuh duduk.
.
9.Titik Pangkal Paha
Bermanfaat untuk kaki lemas atau memar karena terpukul atau terjatuh
.
10.Titik betis dan lipatan lutut
Mengatasi gangguan kandung kemih, asam urat, dan pegal linu.
.
11.Titik punggung telapak kaki
Untuk masalah luka-luka paha, betis, hambatan haid, dan gatal-gatal pada buah zakar
.
http://caranabi.com/titik-bekam/

BEKAM

Bekam atau hijamah adalah teknik pengobatan dengan jalan membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit.Perkataan Al Hijamah berasal dari istilah bahasa arab : Hijama (حجامة) yang berarti pelepasan darah kotor. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan cupping, dan dalam bahasa melayu dikenal dengan istilah Bekam. Di Indonesia dikenal pula dengan istilah kop atau cantuk.[1].
“Cupping used to : drain excess fluids and toxins, loosen adhesions and lift connective tissue, bring blood flow to stagnant skin and muscles and stimulate the peripheral nervous system”[2].
Dengan melakukan penghisapan/vakum maka terbentuklah tekanan negatif di dalam cawan/kop sehingga terjadi drainase cairan tubuh berlebih (darah kotor) dan toksin, menghilangkan perlengketan/adhesi jaringan ikat dan akan mengalirkan darah “bersih” ke permukaan kulit dan jaringan otot yang mengalami stagnasi serta merangsang sistem syaraf perifer.[3].
Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa bekam bekerja dengan cara merangsang atau mengaktifkan : (1) sistem kekebalan tubuh, (2)Pengeluaran Enkefalin,(3)Pelepasan neurotransmiter, (4) Penyempitan dan pelebaran pembuluh darah serta (5) “the gates for pain” pada Sistim Syaraf Pusat (CNS) yang berfungsi mengartikan sensasi rasa nyeri.[4]
Apabila dilakukan pembekaman pada titik bekam, maka akan terjadi kerusakan mast cell dan lain-lain pada kulit, jaringan bawah kulit ( sub kutis), fascia dan ototnya. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan beberapa mediator seperti serotonin, histamine, bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler juga dapat terjadi di tempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini menyebabkan terjadinya perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskannya corticotrophin releasing factor (CRF), serta releasing factors lainnya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, dan corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel.[5]
Bekam adalah satu teknik pengobatan menggunakan sarana gelas, tabung, atau bambu yang prosesnya di awali dengan melakukan pengekopan (membuat tekanan negatif dalam gelas, tabung, atau bambu) sehingga menimbulkan bendungan lokal di permukaan kulit dengan tujuan agar sirkulasi energi Qi[6] dan Xue meningkat, menimbulkan efek analgetik, anti bengkak, mengusir patogen angin dingin maupun angin lembab, mengeluarkan racun, serta oxidant dalam tubuh. Pada teknik bekam basah, setelah terjadi bendungan lokal, terapis lanjutkan prosesnya dengan penyayatan permukaan kulit memakai pisau bedah atau penusukan jarum bekam agar darah kotor bisa dikeluarkan. [7]
Penelitian lain menunjukkan bekam pada titik tertentu dapat menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spinothalamicus kearah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian rangsang lainnya akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek intubasi nyeri.[8]
Berbekam merupakan metode pengobatan klasik yang telah digunakan dalam mengobati berbagai kelainan penyakit seperti hemophilia, hipertensi, gout, reumatik arthritis, sciatica, back pain (sakit punggung), migraine, vertigo, anxietas (kecemasan) serta penyakit umum lainnya baik bersifat fisik maupun mental.[9].
Bekam merupakan pengobatan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dijelaskan dalam hadist Bukhari :
Dari Ibnu Abbas r.a. Rasulullah bersabda : "Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga hal: dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan dengan besi panas. Dan aku melarang ummatku dengan besi panas." (Hadist Bukhari)

Sejarah

Hijamah/bekam/cupping/Blood letting/kop/chantuk dan banyak istilah lainnya sudah dikenal sejak zaman dulu, yaitu kerajaan Sumeria, kemudian terus berkembang sampai Babilonia, Mesir, Saba, dan Persia. Pada zaman Rasulullah, beliau menggunakan kaca berupa cawan atau mangkuk tinggi.
Pada zaman China kuno mereka menyebut hijamah sebagai “perawatan tanduk” karena tanduk menggantikan kaca. Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah), orang-orang di Eropa menggunakan lintah sebagai alat untuk hijamah. Pada satu masa, 40 juta lintah diimpor ke negara Perancis untuk tujuan itu. Lintah-lintah itu dilaparkan tanpa diberi makan. Jadi bila disangkutkan pada tubuh manusia, dia akan terus menghisap darah tadi dengan efektif. Setelah kenyang, ia tidak berupaya lagi untuk bergerak dan terus jatuh lantas mengakhiri upacara hijamahnya.
Seorang herbalis Ge Hong (281-341 M) dalam bukunya A Handbook of Prescriptions for Emergencies menggunakan tanduk hewan untuk membekam/mengeluarkan bisul yang disebut tehnik “jiaofa”, sedangkan di masa Dinasti Tang, bekam dipakai untuk mengobati TBC paru-paru . Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah) , orang-orang di Eropa menggunakan lintah (al ‘alaq) sebagai alat untuk bekam (dikenal dengan istilah Leech Therapy) dan masih dipraktekkan sampai dengan sekarang. [10].
Kini pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang praktis dan efektif.Disebutkan oleh Curtis N, J (2005), dalam artikel Management of Urinary tract Infections: historical perspective and current strategies: Part 1-before antibiotics. Journal of Urology. 173(1):21-26, January 2005. Bahwa catatan Textbook Kedokteran tertua Ebers Papyrus yang ditulis sekitar tahun 1550 SM di Mesir kuno menyebutkan masalah Bekam. [11].
Hippocrates (460-377 SM), Celsus (53 SM-7 M), Aulus Cornelius Galen (200-300 M) memopulerkan cara pembuangan secara langsung dari pembuluh darah untuk pengobatan di zamannya. Dalam melakukan tehnik pengobatan tersebut, jumlah darah yang keluar cukup banyak, sehingga tidak jarang pasien pingsan. Cara ini juga sering digunakan oleh orang Romawi, Yunani, Byzantium dan Itali oleh para rahib yang meyakini akan keberhasilan dan khasiatnya.[12].
Kapan Hijamah dikenal dan berkembang di Indonesia?
Tidak ada catatan resmi mengenai kapan metode ini masuk ke Indonesia, diduga kuat pengobatan ini masuk seiring dengan masuknya para pedagang Gujarat dan Arab yang menyebarkan agama Islam.[13].
Metode ini dulu banyak dipraktekkan oleh para kyai dan santri yang mempelajarinya dari “kitab kuning” dengan tehnik yang sangat sederhana yakni menggunakan api dari kain/kapas/kertas yang dibakar untuk kemudian ditutup secepatnya dengan gelas/bekas botol. Waktu itu banyak dimanfaatkan untuk mengobati keluhan sakit/pegal-pega di badan, dan sakit kepala atau yang dikenal dengan istilah “masuk angin”.[14].
Tren pengobatan ini kembali berkembang pesat di Indonesia sejak tahun 90-an terutama dibawa oleh para mahasiswa/pekerja Indonesia yang pernah belajar di Malaysia, India dan Timur Tengah. Kini pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang higienis, praktis dan efektif.[15].

Jenis bekam

  • Bekam kering atau bekam angin (Hijamah Jaaffah), yaitu menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering ini berkhasiat untuk melegakan sakit secara darurat atau digunakan untuk meringankan kenyerian urat-urat punggung karena sakit rheumatik, juga penyakit-penyakit penyebab kenyerian punggung. Bekam kering baik bagi orang yang tidak tahan suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak merah kehitam-hitaman selama 3 hari. Prinsip dasar penggunaan bekam kering menurut TCM teknik sedasi/pelemahan dan pengeluaran pathogen yang berlebih/ekses. Unsur yang dikeluarkan dalam bekam kering adalah: Qi/energy , angin, panas dan Api. Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom Re/Panas tipe Defisien.[16]
  • Bekam basah (Hijamah Rothbah), yaitu pertama kita melakukan bekam kering, kemudian kita melukai permukaan kulit dengan jarum tajam (lancet), lalu di sekitarnya dihisap dengan alat cupping set dan hand pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Lamanya setiap hisapan 3 sampai 5 menit, dan maksimal 9 menit, lalu dibuang darah kotornya. Penghisapan tidak lebih dari 7 kali hisapan. Darah kotor berupa darah merah pekat dan berbuih. Dan selama 3 jam setelah di-bekam, kulit yang lebam itu tidak boleh disiram air. Jarak waktu pengulangan bekam pada tempat yang sama adalah 3 minggu sahaja. Menurut Tradisional Chinese Medicine ( TCM ) Bekam basah adalah teknik sedasi/pelemahan dan pengeluaran pathogen yang berlebih/ekses. Unsur yang dikeluarkan dalam bekam basah adalah: Qi/energy, Xue/darah , Angin, panas dan Api. Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom Re / Panas Ekses.[17]
  • Bekam Api (Fire Cupping), yaitu teknik membekam menggunakan api sebagai media pemvakum/membekam. Bekam api menggunakan gelas khusus bekam api yang terbuat dari kaca tebal. Bekam Api berkembang luas di CIna sebagai teknik pengobatan yang banyak sekali digunakan selain akupuntur. Konsep TCM menyatakan bahwa bekam api digunakan untuk mengeluarkan patogen angin dan dingin. Bagi tipikal pasien yang mengalami sindrom panas dan kering (Sindrom Re)tidak dianjurkan menggunakan bekam api.[18]

Waktu berbekam

Sebaiknya berbekam dilakukan pada pertengahan bulan [19], karena darah kotor berhimpun dan lebih terangsang (darah sedang pada puncak gejolak). Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu menceritakan bahwa : "Rasulullah SAW biasa melakukan hijamah pada pelipis dan pundaknya. Ia melakukannya pada hari ketujuhbelas, kesembilanbelas atau keduapuluhsatu." (Diriwayatkan oleh Ahmad).
Pemilihan waktu bekam adalah sebagai tindakan preventif untuk menjaga kesehatan dan penjagaan diri terhadap penyakit. Adapun untuk pengobatan penyakit, maka harus dilakukan kapan pun pada saat dibutuhkan. Dalam hal ini Imam Ahmad melakukan bekam pada hari apa saja ketika diperlukan.
Imam asy-Syuyuthi menukil pendapat Ibnu Umar, bahwa berbekam dalam keadaan perut kosong itu adalah paling baik karena dalam hal itu terdapat kesembuhan. Maka disarankan bagi yang hendak berbekam untuk tidak makan-makanan berat 2-3 jam sebelumnya. 1. Dari Abu Hurairah radhiallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berbekam pada hari ke-17, 19 dan 21 (tahun Hijriyah), maka ia akan sembuh dari segala macam penyakit.” (Shahih Sunan Abu Dawud, II/732, karya Imam al-Albani) 2. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “ Sesungguhnya sebaik-baik bekam yang kalian lakukan adalah hari ke-17, ke-19, dan pada hari ke-21.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/204)) 3. Dari Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu, dia bercerita: ” Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam biasa berbekam di bagian urat merih (jugular vein) dan punggung. Ia biasa berbekam pada hari ke-17, ke-19, dan ke-21.” (HR, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, sanad shahih) 4. Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: “Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Berbekamlah pada hari ke-17 dan ke-21, sehingga darah tidak akan mengalami hipertensi yang dapat membunuh kalian’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388))
Ibnu Sina di dalam kitabnya Al-Qaanun mengatakan : “Diperintahkan untuk tidak berbekam di awal bulan karena cairan-cairan tubuh kurang aktif bergerak dan tidak normal, dan tidak diakhir bulan karena bisa jadi cairan-cairan tubuh mengalami pengurangan. Oleh karena itu diperintahkan melakukan bekam pada pertengahan bulan ketika cairan-cairan tubuh bergolak keras dan mencapai puncak penambahannya karena bertambahnya cahaya di bulan”.[20]

Cara bekam

Cara melakukan Bekam :[21]
1. Mempersiapkan semua peralatan yang sudah disterilkan dengan alat sterilisator standar.
2. Mulai dengan do’a dan mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam dengan desinfektan (misalnya. Iodin)
3. Dilanjutkan dengan penghisapan kulit menggunakan “kop/gelas” bekam, kekuatan penghisapan pada setiap pasien berbeda-beda. Lama penghisapan selama 5 menit, tindakan ini sekaligus berfungsi sebagai Anestesi (pembiusan) lokal. Diutamakan mendahulukan bagian tubuh sebelah kanan dan jangan melakukan penghisapan lebih dari 4 titik bekam sekaligus.
4. Dengan menggunakan pisau bedah standar kemudian dilakukan syartoh /penyayatan (jumlah sayatan 5-15 untuk satu titik tergantung diameter kop yang dipakai, panjang sayatan 0,3-0,5 cm, tipis dan tidak boleh terlalu dalam, dilakukan sejajar dengan garis tubuh). Salahsatu tanda bahwa sayatannya baik adalah sesaat setelah disayat, kulit tidak mengeluarkan darah akan tetapi setelah disedot dengan alat maka darahnya baru keluar.
5. Lakukan penghisapan kembali dan biarkan “darah kotor” mengalir di dalam kop selama 5 menit.
6. Bersihkan dan buang darah yang tertampung dalam kop dan jika perlu bisa lakukan penghisapan ulang seperti tadi. Tidak boleh dilakukan pengulangan sayatan.
7. Bersihkan bekas luka dan oleskan minyak habbatus sauda yang steril. Umumnya bekas bekam akan hilang setelah 2-5 hari.
8. Ucapkan Alhamdulillah dan rasakan keajaiban “mukjizat” medis bekam.
9. Setiap pasien dianjurkan untuk memiliki alat bekam sendiri. Kop/alat bekam tidak boleh digunakan untuk pasien lain pada penderita hepatitis, ODHA, dan penyakit menular lainnya.
Ada sekitar 12 titik utama yang disebutkan dalam hadits, selebihnya merupakan pengembangan dari itu. Beberapa ahli bekam juga menggunakan titik akupuntur untuk dilakukan pembekaman sedangkan yang lainnya menggunakan pendekatan anatomi organ tubuh dan patofisiologis suatu penyakit.
Bagian tubuh yang dibekam diantaranya adalah Titik di kepala (Ummu Mughits, Qomahduwah, Yafukh, Hammah, dzuqn, udzun), Leher dan punggung (Kaahil, al-akhda’ain, alkatifain, naqroh,munkib), kaki (Wirk, Fakhd, Zhohrul qodam, iltiwa’) dan lain sebagainya. [22]
Penyakit apa saja yang dapat diobati dengan bekam?
Thomas W. Anderson telah menulis sebuah buku berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Methode. Beberapa diantara penyakit yang berespon cukup baik dengan Terapi bekam adalah Hipertensi, hiperuricemia (Gout/Pirai), hiperkolesterolemia, stroke [23], parkinson, epilepsy, migrain, vertigo, gagal ginjal, varises, wasir (hemoroid), dan semua keluhan sakit (rematik, ischialgia/sciatica, nyeri pinggang bawah), penyakit darah (leukemia, thalasemia), tinnitus, asma, alergi, penyakit sistim imun (SLE, HIV), infeksi (Hepatitis, elefantiasis), Glaukoma, Insomnia, enuresis/mengompol, mania, skizofren dan trans (gangguan sihir/jin), dll. Begitu juga bekam untuk kesuburan (fertilitas) dan kecantikan (menghilangkan jerawat, komedo, vitiligo, menurunkan berat badan, dll).[24]
Apakah terdapat kontraindikasi efek samping yang terjadi akibat bekam? Orang dalam kondisi seperti apa yang tidak boleh dibekam?
Pada beberapa kasus dimana syarat pembekaman kurang terpenuhi, kadang-kadang muncul efek samping berupa mual/muntah (jika terlalu dekat jaraknya dengan makan/<2jam setelah makan), lemas (jika pembekaman terlalu banyak titik), keluarnya bula/gelembung (jika pembekaman terlalu lama dan kekuatan pompa terlalu kuat). Adapun jika dilakukan sesuai “aturan main” maka efek samping tersebut jarang sekali terjadi.
Orang yang ditunda pembekamannya adalah : Wanita hamil (pada daerah perut dan punggung bawah), wanita menstruasi dan nifas, orang yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah, sedang cuci darah, baru melakukan donor darah, penderita dengan kondisi yang sangat lemah dan tekanan darah sangat rendah, serta orang yang sedang kelaparan/kenyang/gugup (fobia).[25]
Siapa saja yang boleh dibekam? Dan kisaran usia berapa?
Semua orang bisa dibekam pada kisaran umur 4 tahun keatas, yang penting pasiennya bisa kooperatif. Pada orang tua yang sudah renta, ibu hamil dan anak-anak pembekaman dilakukan dengan hati-hati, dengan sayatan yang tipis, tekanan kop yang ringan dan titik bekam yang terbatas.[26]

Tips memilih tempat bekam

Bagaimana tips yang baik dalam memilih terapi bekam?
1. Pilihlah Terapis bekam yang bersertifikat dan diutamakan memiliki pendidikan/pengetahuan medis yang cukup
2. Pastikan Terapis tersebut memiliki peralatan standar sterilisasi (sterilisator) yang memadai
3. Menggunakan peralatan medis standar (hanscon, masker, pisau bedah, kassa steril, dll) Hindari penggunaan silet, cutter, kaca, tissue gulung, kapas, atau kop berupa tanduk, bambu dan gelas biasa. Dalam prakteknya Rosulullah menggunakan metode syartoh (sayatan) ketika berbekam. [27]

Bekam di Dunia Barat

Seiring dengan bertambahnya pasien yang dengan izin Allah Ta’ala sembuh dan terbebas dari penyakitnya melalui bekam maka semakin banyak pula bermunculan Terapis Hijamah dari “Barat” yang menggunakan metode Cupping Therapy maupun metode Lintah (Leech Therapy) untuk mengobati berbagai macam penyakit, mereka juga menuliskannya dalam berbagai artikel, buku dan publikasi lainnya:[28]
  • Alexis Black : Ancient Chinese technique of cupping offers pain relief without drugs or surgery (http://www.naturalnews.com/020253.html)
  • Anita J. Shannon, LMBT : Massage Cupping Therapy for Health Care Professionals (http://www.massagetoday.com/archives/20…)
  • Celebs Paltrow and Spears “Stuck” on Ancient Chinese Art of Cupping (http://www.free-press-release.com/news/200704/1177612286.html)
  • Dr. Nishi Joshi menggunakan akupuntur dan bekam untuk menangani kanker payudara dari artis Kylie Minogue serta menterapi Cate Blanchett dan Kate Moss.
  • Dr. S. Tamer : Cupping Therapy Beneficial in Treating Numerous Diseases t(htp://www.naturalnews.com/022727.html)
  • Dr. Petra Zizenbacher dari Vienna, Austria, ahli pengobatan herbal yang menerapkan metode Cupping dan Lintah (Leech Therapy) dan salahsatu pasien langganannya yang terkenal adalah artis Demi Moore dan Gwyneth Paltrow sebagaimana Britney Spears yang juga pernah di bekam.
  • Hennawy M (2004). Cupping therapy and Infertility. Available at http://www.obgyn.net/english/pubs/features/presentations/hennawy15/280,1 Cupping Therapy and Infertility. Accessed December 2004.
  • Ilkay Zihni Chirali : Cupping Therapy (http://www.cuppingtherapy.co.uk/19103.html)
  • Kohler D (1990) : The Connective Tissue as The Physical Medium for Conduction of Healing Energy in Cupping Therapeutic Method
  • L.M. Thama, H.P. Leea,b,_, C. Lua : Cupping: From a biomechanical perspective (Journal of Biomechanics) June 2005 (http://www.elsevier.com/locate/jbiomech)
  • Longsdale, I. (2005) Manager of The Spa at County Hotel, London. Discussion re. ‘the use of cupping therapy in Eastern Europe’
  • Michael Reed Gach,Ph.D seorang pendiri dan Direktur Institute Acupressure dari Berkeley, California dengan bukunya Acupressure’s Potent Points, a Guide to Self Care for Common Ailments (http://Acupressure.com)
  • Michalsen A, Klotz S, Ludtke R, Moebus S, Spahn G, Dobos GJ (2003) . Effectiveness of leech therapy in osteoarthritis of the knee: a randomized, controlled trial. Ann Intern Med. 2003 Nov 4;139(9):724-30
  • Subhuti Dharmananda, Ph.D. Director, Institute for Traditional Medicine, Portland, Oregon : Cupping. (http://www.itmonline.org/arts/cupping.htm)
  • Thomas W. Anderson (1985) : 100 Diseases Treated by Cupping Method
  • What Caused Gwyneth’s Spots (http://news.bbc.co.uk/1/hi/health/38794…)
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Bekam

12.2.11

Ruqyah

TERAPI RUQYAH TERHADAP PENYAKIT FISIK,
JIWA DAN GANGGUAN JIN
Masih ada dalam masyarakat kita yang mempunyai persepsi yang kurang benar tentang ruqyah, mereka beraganggapan bahwa ruqyah hany digunakan untuk mengusir jin saja.Dari penelusuran penulis, ternyata ruqyah mempunyai manfaat untuk beberapa terapi diantaranya, untuk terapi penyakit fisik dan psikis. Secara medis terapi ruqyah sudah diakui keefektifannya untuk mengobati penyakit fisik maupun psikis. Terapi ruqyah yang digunakan untuk mengusir jin keefektifannya tergantung pada keadaan terapis, pasien, dan lingkungan dalam proses terapi.
Pendahuluan
            Ada persepsi di kalangan masyarakat awam bahwa terapi ruqyah adalah terapi untuk gangguan atau kesurupan jin atau hal-hal yang bersifat gaib. Kesalahan persepsi tersebut boleh jadi karena sering diadakan ruqyah masal untuk mengusir jin yang ada di dalam diri manusia. Biasanya sebelum diadakan ruqyah masal, peruqyah memberi penjelasan-penjelasan tentang ruqyah yang hanya terbatas untuk mengusir jin. Jarang para peruqyah menjelaskan lebih luas penggunaan metode ruqyah tersebut untuk penyembuhan fisik dan psikis. Paling-paling peruqyah hanya menjelaskan masalah ruqyah syar’iyyah dan ruqyah syirkiyyah dan kurang pembahasan secara ilmiah.
            Demikian juga beberapa kajian atau pertemuan ilmiah yang membahas ruqyah masih terbatas membahas metode ruqyah untuk mengusir jin. Biasanya dibahas juga dalam kajian atau pertemuan ilmiah  tersebut masalah ruqyah syar’iyyah dan ruqyah syirkiyyah. Jarang dibahas penggunaan ruqyah untuk penyembuhan lebih luas dan ilmiah. Pembahasannya biasanya lebih bersifat fiqhiyyah dari pada ilmiah. Pembahasan yang bersifat fiqhiyyah tidak berarti jelek, tetap bagus, tetapi jika tidak disertai penjelasan yang bersifat ilmiah metode ruqyah kurang dikomunikasikan dengan metode kesehatan lainnya yang bersifat ilmiah. Padahal ,menurut penulis, terapi ruqyah merupakan bagian integral dari kedokteran holistik yang sekarang dikembangkan di dunia kedokteran.
            Oleh karena itu dalam tulisan ini secara singkat akan dibahas penggunaan metode ruqyah lebih luas cakupannya dan secara singkat dikaitkan dengan penemuan-penemuan ilmiah di bidang kesehatan baru-baru ini.
Dasar-dasar Terapi Ruqyah
            Dasar-dasar terapi ruqyah terdapat di dalam Al Qur’an maupun As Sunnah. Dasar-dasar tersebut antara lain:
            Di dalam Surat Al Israa’ ayat 82 Allah berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَاهُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلاَيَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ اِلاَّ خَسَاراً
            Dan Kami turunkan Al-Qur’an menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian (S. Al-Israa’: 82).
            Di dalam beberapa Hadis disebutkan:
عَنْ عَلِيِّ بْنِ اَبِى طَالِبٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "خَيْرُ الدَّوَاءِ القُرْآنُ (رواه ابن ماجه).
            Dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: “Sebaik-baik pengobatan adalah (dengan) Al-Qur’an.” (H. R. Ibnu Majah).
عَنْ اَبِى حُزَامَةٍ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ اَرَاَيْتَ رُقًّى نَسْتَرْقِيْهَا وَدَوَاءً نَتَدَاواى بِهِ وَتُقَاةً نَتَّقِيْهَا. هَلْ تَرُدُّ مِنْ قَدْرِاللهِ  شَيْئاً فَقَالَ هِىَ مِنْ قَدَرِ اللهِ (رواه احمد والترمذى).
            Dari Abi Khuzamah, ia berkata: Aku berkata: Ya Rasulullah! Bagaimana pendapatmu tentang melafazkan kata-kata doa untuk memohon kesembuhan (ruqyah), kami bacakan ruqyyah itu dan tentang obat yang kami pergunakan untuk mengobati penyakit serta tentang kata-kata doa untuk mohon perlindungan/pemeliharaan (taqiyyah), lalu kami bacakan taqiyyah itu? Tidaklah hal itu berarti menolak taqdir (ketentuan) Allah? Maka Nabi SAW menjawab: Hal itu juga termasuk taqdir Allah (H. R. Ahmad dan Turmudzi).
عَنْ اَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنِ اشْتَكَى مِنْكُمْ شَيْئاً اَوِ اشْتَكَاهُ اَخٌ لَهُ فَلْيَقُلْ: رَبَّنَااللهَ الَّذِىْ فِى السَّمَآءِ تَقَدَّسَ اسْمُكَ وَاَمْرُكَ فِىالسَّمَآءِ وَاْلاَرْضِ كَمَارَحْمَتُكَ فِى السَّمَآءِ فَاجْعَلْ رَحْمَتَكَ فِىاْلاَرْضِ وَاغْفِرْلَنَاذُنُوْبَنَاوَخَطَايَانَا اَنْتَ رَبُّ الطَّيِّبِيْنَ اَنْزِلْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ وَشِفَاءً مِنْ شِفَاعِكَ عَلَى هذَ الْوَجْعِ فَيَبْرَأَ بِاِذْنِ اللهِ (رواه ابوداود).
            Dari Abi Dardaa’, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda: Barangsiapa di antara kamu mengadukan (kepada Allah) tentang sesuatu atau saudaranya yang mengadukan  (kepada Allah) tentang sesuatu  (penyakit), maka hendaklah dia mengucapkan  (doa): Ya Tuhan kami, Allah yang berada di langit! Maha Suci nama-Mu. Perintah-Mu lah yang (berlaku) di langit dan bumi. Sebagaimana rahmat-Mu di langit, maka jadikanlah rahmat-Mu di bumi. Ampunilah dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kami. Engkau-lah Tuhan seluruh orang-orang yang baik (sehat). Turunkanlah rahmat dan kesembuhan dari sisi-Mu terhadap penyakit ini. Maka penyakit akan sembuh dengan izin Alah (H.R. Abu Dawud).
عَنْ اَبِى سَعِيْدِ الْخُذْرِيِّ قَالَ اَنَّ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاِمُ اَتَى النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَامُحَمَّدٌ اَشْتَكَيْتَ؟ قَالَ: نَعَمْ. فَقَالَ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بِاسْمِ اللهِ اَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ دَاءٍ يُؤْذِيْكَ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ اَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ اَللهُ  يَشْفِيْكَ بِاسْمِ اللهِ اَرْقِيْكَ (رواه مسلم).
            Dari Abi Sa’id Al Khudri, ia berkata: Bahwasanya Jibril ‘Alaihis Salam datang kepada Nabi SAW, lalu berkata: ‘Ya Muhammad! Sakitkah engkau?’ Nabi berkata: ‘Ya.’ Maka Jibril AS. berkata: ‘Dengan nama Allah, aku mohonkan ruqyah untukmu dari setiap penyakit yang menimpamu dan juga dari setiap jiwa maupun mata orang yang dengki. Allah akan menyembuhkan engkau. Dengan nama Allah, aku akan melakukan ruqyah untukmu.’ (H. R. Muslim).
Terapi Ruqyah
            Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah terapi ruqyah merupakan terapi dengan melafatkan doa baik dari Al Qur’an maupun As Sunnah untuk menyembuhkan suatu penyakit (Agil, 1994: 41). Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah terapi ruqyah tidak terbatas pada gangguan jin, tetapi juga mencakup terapi fisik dan gangguan jiwa.
            Terapi ruqyah, menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah, merupakan salah satu metode penyembuhan yang digunakan oleh Rasulullah saw. Di samping metode ruqyah Rasulullah saw. juga menggunakan metode pembekaman, pemanasan, makanan, minuman, harum-haruman, lingkungan, dsb. (Agil, 1994: 2-22).
Terapi ruqyah ini secara syariat dibagai menjadi dua, yaitu Ruqyah Syar’iyyah  dan Ruqyah Syirkiyyah. Ruqyah Syar’iyyah mempunyai tiga syarat. Pertama, menggunakan  ayat-ayat Al Qur’an atau Hadis dengan  tanpa mengubah susunan kalimatnya. Kedua, menggunakan bahasa Arab yang fasih, dibaca denagn jelas, sehingga tidak berubah dari makna aslinya. Ketiga, meyakini bahwa bacaan ayat-ayat Al Quran dan Hadis tersebut hanyalah merupakan sarana atau wasilah untuk penyembuhan, sedangkan yang menyembuhkan pada hakikatnya adalah Allah SWT sendiri. Oleh karena hendaklah memperbagus sarana tersebut sehingga dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Adapun Ruqyah yang Syirkiyyah adalah ruqyah dengan memohon bantuan kepada selain Allah atau memohon kepada Allah sekaligus juga memohon kepada yang lain. Bacaannya pun tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, meskipun kadang-kadang caranya mirip dengan ruqyah syar’iyyah (Bishri, 2005: 21-22). Misalnya Al Quran dibaca dari huruf yang terakhir (dibolak balik), atau membaca mantra-mantra dengan mengagungkan syetan atau jampi-jampi buatan seseorang dengan bahasa tertentu (Majalah Ghaib, No.3/Tahun 1/ 2003: 45).
Terapi Ruqyah untuk Penyakit Fisik
Ada beberapa contoh ruqyah untuk pengobatan fisik yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Misalnya ruqyah untuk menyembuhkan sengatan kalajengking. Sebagaimana disebutkan di dalam Hadis sbb:
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syuaibah dalam Musnad-nya dari Hadis Abdullah bin Mas’ud , ia menceritakan:
بَيْنَارَسُوْلُ الله صلعم يُصَلِّى, اِذْ سَجَدَ: فَلَدَ غَتْهُ عَقْرَبٌ فِى اِصْبِعِهِ, فَانْصَرَفَ رَسُوْلُ الله صلعم, وَقَالَ: لَعَنَ الله ُ الْعَقْرَبَ: مَاتَدْعُ نَبِيّاً وَلاَ غَيْرَهُ. قاَلَ: ثُمَّ دَعَا بِاءِنَافِيْهِ مَاءٌ وَمِلْحٌ, فَجَعَلَ يَضَعُ مَوْضِعَ اللَّدْغَةِ فِى الْمَاءِ وَ الْمِلْحِ, وَيقْرَأُ قُلْ هُوَ الله ُ أَحَدٌ, وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ. حَتَّى سَكَنَتْ.
Ketika Rasulullah SAW shalat, pada saat beliau berujud, tiba-tiba seekor kalajengking menyengat jari tangannya. Maka Rasulullah keluar dan berkata: Semoga Allah melaknat kalajengking. Kalajengking tidak membeda-bedakan antara seorang nabi dengan yang lainnya. Kemudian Rasulullah menyuruh diambilkan air dan garam, lalu bagian yang disengat kalajengking tersebut direndam dengan air garam itu sambil membaca Qul huwallahu ahad dan muawwidzatain sehingga rasa sakitnya reda.
Selanjutnya diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya, dari Utsman bin Abil Ash diceritakan bahwa ia pernah datang menemui Rasulullah menceritakan sakit yang diseritanya di bagian tubuhnya semenjak ia masuk Islam. Maka Nabi SAW bersabda:
“Letakkanlah tanganmu di atas bagian tubuhmu yang sakit, lalu ucapkan bismillah tiga kali, dan ucapkanlah doa berikut sebanyak tujuh kali:
أَعُوْذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَ قُدْرَتِهِ, مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
“Aku berlindung dengan kemuliaan dan kekuasaan Allah dari keburukan apa yang kudapati dan kukhawatirkan akan terjadi.”
Menurut Ibnul Qayyim Al –Jauziyah terapi ruqyah ini mengandung beberapa hal, antara lain menyebut nama Allah, menyerahkan urusan kepada-Nya, memohon perlindungan dengan kemuliaan dan kekuasaan-Nya dari bahaya rasa sakit. Semua cara ini dapat menghilangkan rasa sakit, lalu diulang-ulang agar lebih manjur dan lebih mengena. Sama halnya dengan meminum obat yang juga harus berulangkali agar  dapat mengeluarkan materi penyakit. Bilangan tujuh kali itu mengandung  keistimewaan (Abu Umar, 2005: 225-226).
Di dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim diriwayatkan bahwa Nabi SAW apabila menjenguk keluarganya yang sedang sakit,beliau mengusap tubuhnya dengan tangan kanan beliau sambil berkta:
اَللّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ, أَذْهِبِ الْبَأْسَ: وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِى, لاَ شِفَاءَ اِلاَّ شِفَاؤُكَ, شِفَاءً لاَيُغَادِرُ سَقَماً.
Ya Allah, Rabb dari sekalian manusia! Lenyapkanlah rasa sakitnya, berikanlah kepadanya kesembuhan karena Engkau adalah Yang Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan karena pertolongan-Mu; kesembuhan yang tidak diiringi dengan sakit lain.
Menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziyah ruqyah ini mengandung unsur tawassul kepada Allah melalui kesempurnaan rububiyah dan rahmat-Nya yang memberi kesembuhan. Karena memang Allah satu-satunya yang dapat memberikan kesembuhan. Sesungguhnya kesembuhan itu berasal dari-Nya. Oleh karena itu ruqyah ini sudah mengandung tawassul kepada Allah melalui tauhid, ihsan dan keyakinan terhadap Rububiyah Allah (Abu Umar, 2005: 225-226).
Terapi ruqyah dengan membaca ayat-ayat atau doa dari Al Qur’an dan As Sunnah telah banyak dipraktekkan dalam penyembuhan penyakit fisik. Di Indonesia misalnya dilakukan oleh Ustadz Haryono dengan membaca Al Fatihah dan ayat-ayat maupun do’a dari Al Qur’an dan As Sunnah. Kurang lebih sembilan juta pasien pernah ditanganinya (Damarhuda, 2005: 1-2, 52). Berdasarkan berbagai kesaksian, banyak dari pasiennya mengalami kemajuan dalam kesehatannya maupun memperoleh kesembuhan. Demikian juga beberapa Pondok Pesantren, Yayasan Islam, Kyai, Ustadz, dan banyak orang Islam secara individu maupun kelompok telah mempraktekkan ruqyah untuk penyakit fisik.
Secara medis terapi ruqyah dalam arti membacakan ayat-ayat atau doa-doa  dari Al Qur’an maupun As Sunnah mempunyai pengaruh dalam penyembuhan fisik. Sebanding dengan terapi ruqyah, terapi doa telah diteliti keefektifannya dalam penyembuhan fisik.  
Dr. Dossey, dokter lulusan Universitas di Texas, menjelaskan bahwa setelah ia mengumpulkan beberapa penelitian tentang terapi doa, dia menjelaskan bahwa ternyata doa dapat mengendalikan sel-sel kanker, sel-sel pemacu, sel-sel darah merah, enzim, bakteri, jamur, dan sebagainya (T. Hemaya, 1997: 171-172). Senada dengan Dr. Dossey, William G. Braud, direktur riset di Institute of Transpersonal Psychology di Palo Alto, melaporkan bahwa manusia mampu mempengaruhi secara mental dan dari jarak jauh, berbagai sasaran biologis misalnya bakteri, koloni ragi, motile algae (semacam tumbuhan), tanaman, protozoa, larva, woodlice (semacam kutu kayu), semut, anak ayam, tikus, kucing, anjing, juga preparat sel (sel darah, neuron, sel kanker) dan kegiatan enzim. Pada sasaran manusia, misalnya mempengaruhi gerakan mata, gerakan motorik, kegiatan elektrodermal, kegiatan pletismografik, pernafasan, dan irama otak (Saputra, 2003: 306). Hal ini menunjukkan bahwa doa atau kegiatan pikiran manusia dapat mempengaruhi makhluk, termasuk kesehatannya.
Selanjutnya Dr. Dadang Hawari menyatakan bahwa suatu studi terhadap 393 pasien jantung di San Fransisco menunjukkan bahwa kelompok pasien yang terapinya ditambah dengan terapi doa sedikit sekali yang mengalami komplikasi, sedang yang tidak menggunakan terapi doa banyak menimbulkan komplikasi dari penyakit jantungnya (Hawari, 1997: 8). Berikutnya dr. H. Tb. Erwin Kusuma Sp Kj, seorang spesialis kedokteran jiwa di klinik Prorevital, menyatakan bahwa air yang telah diberi doa akan berubah struktur molekunya dan dapat digunakan sebagai obat (Intisari, 2002: 61-64). Senada dengan pendapat dr. H. Tb.Erwin di atas, sebuah penelitiandi Jepang yang dilakukan oleh Dr. Emoto menunjukkan bahwa struktur molekul air akan berubah bila diberi kata-kata atau suara. Ia kemudian menjelaskan bahwa tubuh manusia kurang-lebih 70 persennya adalah air, maka akan ada perubahan bila diberi kata-kata, suara, atau doa (Bambang, 2006: 14-19). Perubahan struktur air di dalam tubuh ini mempengaruhi tingkat kesehatannya.
Beberapa penelitian tentang efek doa terhadap kesehatan di atas, secara tidak langsung, membuktikan bahwa terapi ruqyah, doa dari Al Qur’an dan As Sunnah, mempengaruhi terhadap penyembuhan sakit fisik.

Terapi Ruqyah untuk Gangguan Jiwa
Adapun   terapi ruqyah untuk gangguan jiwa disebutkan di dalam beberapa hadis berikut:
Di dalam Sunan Abu Dawud dengan sanad yang shahih melalui Kharijah Ibnush Shilt, dari pamannya yang menceritakan:
اَتَيْتُ النَّبِىَّ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, فَاَسْلَمْتُ, ثُمَّ رَجَعْتُ فَمَرَرْتُ عَلَى قَوْمٍ عِنْدَ هُمْ رَجُلٌ مَجْنُوْنٌ مُوْثَقٌ بِالْحَدِيْدِ, فَقَالَ اَهْلُهُ اِنَّاحُدِّثْنَا اَنَّ صَاحِبَكَ هذَا قَدْ جَاءَ بِخَيْرٍ, فَهَلْ عِنْدَكَ شَيْءٌ تُدَاوِيْهِ؟ فَرَقَيْتُهُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ, فَبَرَأَ, فَاَعْطَوْنِى مِائَةَ شَاةٍ, فَاَتَيْتُ النَّبِىَّ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاَخْبَرْتُهُ فَقَالَ هَلْ اِلاَّ هذَا وَفِى رِوَايَةٍ: هَلْ قُلْتَ غَيْرَ هذَا؟ قُلْتُ, لاَ, قَالَ: خُذْهَا فَلَعَمْرِى لَمَنْ اَكَلَ بِرُقْيَةِ بَاطِلٍ,لَقَدْ اَكَلْتَ بِرُقْيَةِ حَقٍّ.
Aku datang kepada Nabi saw. dan masuk Islam, kemudian aku pulang. Aku bertemu dengan suatu kaum, di antara mereka terdapat seorang laki-laki gila dalam keadaan diikat dengan belenggu besi. Lalu keluarganya berkata, “Sesungguhnya kami mendapat berita bahwa temanmu itu (Nabi saw.) telah datang dengan membawa kebaikan, apakah engkau punya sesuatu untuk mengobatinya?” Aku meruqyahnya dengan bacaan Fatihatul Kitab, ternyata ia sembuh, lalu mereka (keluarga si sakit) memberikan seratus ekor kambing. Aku datang kepada Nabi saw. dan menceritakan hal itu kepadanya, lalu beliau bersabda, “Apakah hanya ini (yang engkau ucapkan)?” Menurut riwayat yang lain disebutkan, “Apakah engkau mengucapkan selain itu?” Aku menjawab, “Tidak.” Beliau saw. bersabda, “Ambillah ternak itu. Demi umurku, sesungguhnya orang yang memakan dari hasil ruqyah batil (tidak boleh tetapi engkau memakan dari ruqyah yang benar.”
Selanjutnya disebutkan juga di dalam hadis riwayat Abu Dawud. Di dalam hadis tersebut Abu Dawud mengatakan bahwa dia mengetengahkannya melalui Kharijah, dari pamannya yang menceritakan:
اَقْبَلْنَا مِنْ عِنْدِ النَّبِىِّ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاَتَيْنَا عَلَى حَيٍّ مِنَ الْعَرَبِ فَقَالُوْا:عِنْدَكُمْ دَوَاءٌ, فَاِنَّ عِنْدَنَا مَعْتُوْهاً فِى الْقُيُوْدِ فَجَاؤُوْابِالْمَعْتُوْهِ فِى الْقُيُوْدِ فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ ثَلاَثَةَ اَيَّامٍ غُدْوَةً وَعَشِيَّةً, اَجْمَعُ بُزَاقِى ثُمَّ اَتْفُلُ فَكَأَنَّمَانَشِطَ مِنْ عِقَالٍ فَاَعْطَوْنِى جُعْلاً فَقُلْتُ لاَفَقَالُوْا سَلِ النَّبِىَّ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ: قُلْ فَلَعَمْرِى مَنْ اَكَلَ بِرُقْيَةِ بَاطِلٍ لَقَدْ اَكَلْتَ بِرُقْيَةِ حَقٍّ.
Kami kembali (pulang) dari sisi Nabi saw., lalu kami sampai pada suatu kabilah orang Badui. Mereka berkata, “Apakah kalian memiliki obat penawar, karena sesungguhnya di kalangan kami  ada seorang yang gila dibelenggu dengan rantai.” Lalu mereka mendatangkan orang gila tersebut dalam keadaan terbelenggu. Maka aku membacakan kepadanya Fatihatul Kitab selama tiga hari setiap pagi dan petang. Aku menghimpun ludahku, lalu kuludahkan kepadanya sehingga si gila tersebut seakan-akan baru lepas dari ikatannya (sembuh), lalu mereka memberiku upah. Tetapi aku berkata, “Jangan.” Mereka berkata, “ Tanyakanlah dahulu kepada Nabi saw.” Aku bertanya kepada Nabi saw. dan beliau bersabda, “Makanlah demi umurku, barang siapa yang memakan (dari hasil) ruqyah yang batil (hukumnya haram), sesunguhnya engkau makan dari ruqyah yang benar.”
Terapi ruqyah untuk gangguan jiwa ini telah dipraktekkan di beberapa pesantren di Indonesia. Misalnya di Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya (Praja, 1995: 61-63), Pondok Pesantren Raudhatul Muttaqien Yogyakarta, Pondok Pesantren Al Ghafur Situbondo (Rendra, 2000: 219), Pondok Pesantren Al Islamy, Kulon Progo, Yogyakarta (Setyanto, 2005: 55-58), dan di beberapa Pondok Pesantren maupun Yayasan Islam lainnya.  
Secara medis metode ruqyah dalam arti membacakan ayat-ayat atau doa-doa yang terdapat di dalam Al Qur’an maupun As Sunnah, sudah dapat diterima keefektifannya dalam terapi gangguan jiwa.  
Beberapa penerapan terapi doa, senada dengan ruqyah (doa dari Al Qur’an dan As Sunnah) yang dilakukan pada terapi gangguan jiwa di berbagai tempat telah membantu penyembuhan para penderita gangguan jiwa. Misalnya Dr. Dossey , dokter lulusan Universitas di Texas,  menjelaskan bahwa  hasil penelitian di Universitas Redland, California menunjukkan bahwa doa mempunyai pengaruh terhadap penyembuhan gangguan jiwa (T. Hemaya, 1997: 171-172). Selanjutnya hasil penelitian Snyderman (1996) menyatakan bahwa terapi medik saja tanpa disertai dengan agama (berdoa dan berzikir) tidaklah lengkap, sebaliknya terapi agama saja tanpa disertai dengan terapi medik tidaklah efektif (Hawari, 2002: 24). Suatu organisasi yang bernama Pastoral and Humanization Service telah memberikan pelayanan kesehatan jiwa agama ke rumah-rumah sakit dalam bentuk rawatan rohani pada penderita yang selama ini hanya menerima rawatan medik psikiatrik saja. Ternyata metode integrasi ini membawa hasil yang lebih baik, yaitu gejala-gejala gangguan jiwa lebih cepat teratasi dan lamanya perawatan di rumah sakit jiwa (long stay hospitalization) dapat diperpendek (Hawari, 2002: 50).
Berdasarkan beberapa penelitian tentang pengaruh do’a terhadap penyembuhan gangguan jiwa di atas, secara tidak langsung membuktikan bahwa terapi ruqyah, dengan menggunakan doa dari Al Qur’an dan As Sunnah, mempunyai pengaruh terhadap penyembuhan gangguan kejiwaan.
 Terapi Ruqyah untuk Gangguan Jin
            Gangguan Jin merupakan fenomena penyakit yang khas, meskipun biasanya mempunyai gejala yang hampir sama dengan penyakit fisik dan psikis. Biasanya baru diketahui setelah berbagai macam pengobatan fisik dan psikis gagal mengatasinya. Misalnya pasien sudah diobati dengan berbagai obat fisik, tetapi tidak ada pengaruhnya dan sakitnya tetap tidak berkurang. Demikian juga pasien sudah diberi berbagai obat psikis, misalnya obat penenang, tetapi pasien tetap tidak bisa tidur dan tetap agresif maupun menutup diri dalam jangka waktu lama. Tetapi kadang-kadang cepat diketahui oleh orang yang berpengalaman dalam meruqyah gangguan jin, karena ada tanda-tanda khusus yang tampak (misalnya pandangan mata maupun pancaran energinya yang dapat dirasakan). Tetapi yang paling jelas adalah reaksi si pasien setelah dibacakan ayat-ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Al Qur’an dan As Sunnah. Biasanya ada reaksi geliatan tubuh, mimik takut atau marah, teriakan-teriakan, dan sebagainya.
            Berkaitan dengan fenomena di atas, maka terapi ruqyah terhadap gangguan jin perlu dilakukan.  Ali bin Muhammad bin Mahdi al Qarni dan Syek Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz secara garis besar menjelaskan proses terapi ruqyah terhadap gangguan jin sebagai berikut:
1. Pada Tahap Persiapan
a. Bagi terapis :
1) Mempunyai akidah yang bersih dan murni dan direalisasikannya dalam ucapan dan perbuatan.
2) Ia yakin bahwa firman Allah mempunyai pengaruh yang dahsyat untuk mengusir jin dan setan atas izin Allah SWT.
3) Mengetahui seluk beluk tentang jin.
4) Mengetahui pintu-pintu atau peluang-peluang masuknya jin.
5) Mengetahui perbuatan-perbuatan haram yang menyebabkan masuknya setan.
6)Biasa berdzikir kepada Allah SWT.
7) Beniat ikhlash ketika mengobati.
8) Sebelum mengobati hendaknya ia dan pasien berwudlu terlebih dahulu.
9)Memohon bantuan kepada Allah SWT dalam mengusir jin.
10)Menjauhkan tempat pengobatan dari lagu-lagu, musik, gambar-gambar yang menjurus pada maksiyat, situasi yang menjurus maksiyat, anjing di rumah, dsb.
b.. Bagi Pasien.
1) Si pasien dan keluarga diberi pengetahuan dan nasihat-nasihat tentang aqidah Islam yang benar dan murni sehingga hatinya terlepas dari ketergantungan selain Allah SWT.
2) Dijelaskan pada pasien perbedaan pengobatan ruqyah dengan pengobatan ahli sihir dan dukun, serta dijelaskan pada pasien bahwa Al Quran mengandung obat dan rahmat bagi orang yang beriman.
3) Jika pasien memakai azimat hendaknya dibuang  dan dibakar.
4)  Jika pasien tersebut seorang wanita, hendaknya tertutup auratnya, disertai seorang mahram, dan orang lain selain mahramnya dilarang masuk ke tempat pengobatan.
2. Pada tahap pengobatan
Pada tahap ini terapis membaca Surat atau ayat-ayat yang dapat mengusir jin, misalnya: Al Fatihah, Al Ikhlash, Al Falaq, An Naas, ayat Kursi, tiga ayat terakhir  dari Surat Al Baqarah, dsb.
3. Pasca Pengobatan.
a. Si pasien hendaknya menjaga shalat berjamaah.
b. Si pasien senantiasa berdzikir kepada Allah SWT.
c. Si pasien beberapa hari atau minggu setelah pengobatan kembali lagi pada terapis untuk dibacakan ayat-ayat Al Qur’an kembali.
d. Si pasien hendaknya selalu membaca basmalah setiap saat dan kesempatan.
e. Si pasien aktif mendengarkan bacaan Al Quran atau membacanya sendiri (Ali, 1999: 80-86).
            Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa terapi ruqyah tidak hanya  digunakan untuk terapi gangguan jin sebagaimana difahami orang,  tetapi dapat juga digunakan untuk penyembuhan sakit fisik maupun psikis. Secara medis terapi ruqyah dapat diterima keefektifannya dalam penymbuhan fisik maupun psikis.
Penutup
Terapi ruqyah merupakan salah satu terapi yang digunakan Rasulullah SAW dari beberap terapi yang lain dalam mengobati penyakit. Terapi ruqyah tidak hanya digunakan untuk mengusir jin, tetapi juga untuk terapi penyakit fisik dan psikis. Secara medis terapi ruqyah sudah diakui keefektifannya untuk mengobati penyakit fisik maupun psikis. Terapi ruqyah yang digunakan untuk mengusir jin keefektifannya tergantung pada keadaan terapis, pasien, dan lingkungan dalam proses terapi.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abu Umar Basyir Al-Maidani (trans.). Metode Pengobatan Nabi SAW. Jakarta: Griya Ilmu, 2005.
Bambang Trim dan Deny Riana (ed.). The True Power of Water Hikmah Air dalam Olahjiwa. Bandung: MQ Publishing, 2006.
Bishri, Hasan. 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah Terapi Gangguan Sihir dan Jin Sesuai Syariat Islam. Jakarta: Ghaib Pustaka, 2005.
          Damarhuda dan Imawan Mashuri. Zikir Penyembuhan ala Ustadz Haryono. Malang: Pustaka Zikir, 2005.
 Hawari, Dadang. Do’a dan Dzikir Sebagai Pelengkap Terapi Medis. Jakarta: PT Dana Bhakti Primayasa, 1997.
Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2002.
          Hosen Arjaz Jamad dan Wasmukan (trans.). Doa-doa Penangkal Setan. Surabaya: Risalah Gusti, 1999.
INTISARI, April, 2002, pp. 60-64.
MAJALAH GHOIB, Edisi No.3/Tahun 1/ 1423 H/2003, p. 45.
Praja, Juhaya S. Model Tasawuf menurut Syari’ah Penerapannya dalam Perawatan Korban Narkotika dan Berbagai Penyakit Rohani. Tasikmalaya: Penerbit PT Latifah Press Institut Agama Islam Latifah Mubarakiyah (IAILM) Pondok Pesantren  Suryalaya Tasikmalaya, 1995.
Rendra K(ed.). Metodologi Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.
S. Agil Husin Munawar dan Abd. Rahman Umar (trans.). Sistem Kedokteran Nabi Kesehatan dan Pengobatan menurut Petunjuk Nabi Muhammad SAW. Semarang: Penerbit Dina Utama Semarang, 1994.
Saputra, Arvin (trans.). Healing Beyond the Body Penyembuhan dan Penyegaran Tubuh serta Jiwa. Batam: Interaksara, 2003.
Setyanto, Arif Tri. Pengaruh Dzikir terhadap Reaksi Fustrasi pada Pengguna Napza (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Islamy, Kulon Progo, Yogyakarta). Skripsi pada Jurusan Ushuluddin FAI-UMS tidak diterbitkan, 2005.
Teungku Muhammad Hasbi Ashshiddieqy. Pedoman Dzikir dan Doa. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002.
T. Hemaya (trans.). Kata-kata Yang Menyembuhkan Kekuatan Doa dan Penyembuhan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997.

Sumber :
M. Darojat Ariyanto
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102 Telp (0271) 717417, 719483 (Hunting) Faks. (0271) 715448. website: http// www.ums.ac.id Email: ums@ums.ac.id